Sudah sepatutnya kalau hasil-hasil tambang dimanfaatkan secara khusus atau efisien, karena ciri-ciri utama yang dimiliki oleh suatu industri pertambangan antara lain :
- Endapan bijih itu bersifat “wasting assets” atau ”non renewable resource”, artinya sekali endapan bijih itu diambil pada suatu tempat, maka tidak ada gantinya pada tempat itu.
- Endapan bijih itu tersebar dipermukaan bumi secara tidak merata.
Karena ciri-ciri utama tersebut diatas maka diperlukan suatu pemilihan suatu sistem tambang yang tepat, sehingga memberikan keuntungan yang maksimum.
Sistim-sitim penambangan yang ada adalah :
- tambang terbuka (surface mining)
- tambang bawah tanah (undergroung mining)
- tambang bawah air (under water mining)
I. Tambang Terbuka
Suatu sistim penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya berhubungan langsung dengan atmosfir/udara luar.
Berdasarkan bahan material yang tambang terbuka dapat dibagi menjadi
- “open pit”/”open cut”/”open cast”/”open mine”.
Suatu sistim penambangan yang dipergunakan / diterapkan untuk endapan bijih yanh mengandung logam. (lihat gambar 1)
- “quarry”
suatu sistim penambangan yang dipergunakan endapan mineral-mineral industri.
- “strip mine”
suatu sistim penambangan yang dipergunakan untuk endapan bijih yang letaknya horizontal/agak miring.
- “alluvial mine”
suatu sistim penambangan yang dipergunakan untuk endapan bijih alluvial.
II. Tambang Bawah Tanah
suatu sistim penambangan dimana seluruh aktivitas kerjanya tidak berhubungan secara langsung dengan atmosfir/udara luar. Berdasarkan cara penayanggaannya tambang bawah tanah dapat dibagi menjadi :
a) untuk batu bara :
- “long wall method”
- “room and pillar method”
b) untuk endapan bijih :
- “Open stope method”
(i). “(underground) glory hole”
(ii). “gophering”
(iii). “ shrinkage stoping”
(iv). “sub level stoping”
- “Supported methods”
(i). “cut and fill”
(ii). “stull stoping”
(iii) “square setting”
(iv) “shrink and fill stoping”
- “Caving methods”
(i) “Block caving”
(ii) “Sublevel caving”
(iii) “Sop slicing”